Lagu dan Hujan

All I hear is raindrops, falling from the rooftop… (Tamia)

image

Sabtu sore, hujan, baru patah hati, ditemani Officially missing you-nya Tamia–wuiihhh, lengkap deh melankolianya :'(. Hayo, siapa yang pernah merasakan itu? Wah, kayanya banyak yang mengacung nih 😆. Seperti lirik lagu Tamia yang berlatar suasana hujan, saya pun punya cerita mengenai lagu dan hujan.

Lagu dan hujan, buat saya selalu memiliki kekuatan magic. Lagu dan hujan adalah perpaduan sempurna, yang kekuatannya mampu membolak-balik alam perasaan saya. Hujan selalu saja punya cerita, dan lagu melengkapinya dengan melodi indah yang membangkitkan rindu. Namun, itu dahulu…

Dahulu, setiap Sabtu saya selalu mendengarkan “rhythm of love” di Mustang FM. Acara yang mengudara setiap Sabtu, seharian penuh, dan –sesuai namanya — yang diputar lagu-lagu berirama sendu, berlirik melow, pokoknya full of “love” deh. Namanya juga anak muda 😆, setiap kali ada lagu yang gimana gitu, langsung saja menganggap itu lagu “gue banget”, pas bener 😅 gitu sama hidup saya (saat itu). Apalagi, saya termasuk wanita yang relatif sering gagal dalam menjalin hubungan 😭 (relatif lho ya) sehingga emosi saya langsung terbawa ketika mendengar lagu “gue banget” tadi. Sudah lagi melow, mendengarkan lagu slow, makin “low” lah. Ditambah, mendengarkan lagu tersebut ketika hujan… wow! Mejik… 😆

Namun, emosi dalam sebuah lagu tidak melulu saya rasakan ketika patah hati. Memang, harus diakui, ketika patah hati, jadi banyak lagu yang “mewakili” perasaan kita, eh saya. Ketika jatuh cinta pun, saya punya “OST”. Bahkan, untuk lagu yang mengandung kenangan semasa saya sekolah dan kuliah pun, saya punya OST juga. Berhubung saya tipe orang obskomp (obsesif-kompulsif; kapan-kapan saya ceritakan), saya pun menyusun playlist saya di dalam folder dengan lagu tematik, berdasarkan lirik/pesan lagu maupun berdasarkan waktu ketika lagu tersebut saya dengar (mis., saat SMA, saat kuliah, saat kos, dll). Pas lagi jatuh cinta sama si A, ada folder lagu yang isinya tentang kisah cinta yang “mirip” (atau dipaksa mirip 😅) dengan kisah saya bersama A. Ketika jalan sama si B, yang notabene “pria yang salah”, misalnya, ada juga folder khususnya. Lagu yang membangkitkan kenangan semasa SMA pun ada folder khususnya. Jadi, kalau mau mendengarkan lagu dengan tema tertentu, tinggal pilih folder saja. Seru ga? Nggak ya? Hehe.

Begitulah lagu. Kekuatannya begitu besar dalam memengaruhi alam perasaan kita, eh kok kita lagi, saya maksudnya 😅. Saat mendengar lagu, sistem limbik saya pun bekerja, membuka memori yang sudah lama saya simpan di dalam kotak bernama kenangan  *halah. Ingatan saya langsung mengembara, ke masa ketika lagu tersebut menjadi “OST” kisah hidup saya. Kalau kata Vitamin C dalam lagu Graduation, “This memories are playing like a film without sound.” Apalagi ditambah hujan, ajaib banget deh. Namun, itu dahulu…

Kok dahulu melulu? Ok, saatnya bercerita tentang here and now. Sekarang, lagu dan hujan sudah tidak terlalu berpengaruh terhadap alam perasaan saya. Bukan berarti saya sombong ya, kan saya wanita yang tidak sombong, ramah, sopan, baik hati, dan rajin menabung 😆 *apa, coba? Bukan pula berarti afek saya menjadi tumpul atau datar, atau justru saya euforia dengan hidup saya sekarang. Sepertinya, fase perkembangan saya yang mengikis magic si lagu dan hujan–menurut saya. Mungkin juga karena hormon saya yang plateu. Apa karena saya sudah berkeluarga? Sepertinya tidak, sebab kehidupan berkeluarga jauh lebih berwarna ketimbang cinta masa muda. Makin dewasa? Nggak juga. Hanya saja, saat ini, saya sudah melewati fase tersebut. Fase ketika (perasaan cinta) saya menjadi raja. Fase ketika dunia akan runtuh ketika saya tidak bersama Si X atau Q atau siapa pun (kalau kata suami saya, “ga bahagia kalau ga sama dia” 😅). Fase ketika semua hormon “tumpah”. Sekarang, kalau mendengar lagu tertentu lebih sering tersenyum kecil, kok bisa ya, (dahulu) saya segitunya? Hehe.

Apakah lagu dan hujan sudah kehilangan magic-nya? Tidak. Magic itu tetap ada, hanya respons saya saja yang sedikit “bergeser”, semoga ke arah yang tepat. Walaupun merasa lebih nyaman dengan respons saya yang sekarang, kadang, saya kangen juga sama perasaan tak-menentu yang ditimbulkan oleh lagu dan hujan. Lagu dan hujan, tetap ajaib dalam cara yang berbeda…

Selamat menikmati #romanSabtu bersama keluarga. Berharap bermanfaat.

Leave a comment